Akhir
masa kanak-kanak (last childhood)
berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saat individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak
ke kelas satu.Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan
setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan
perilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak
terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode
ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik, psikologis untuk memasuki
masa remaja.
Datangnya
akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak
mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual,
yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa
remaja timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
A. Pengertian
Masa akhir kanak-kanak sering
disebut sebagai masa tamyiz masa sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini
dialami anak usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal
yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah
dan sudah siap masuk Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.
Masa kanak-kanak akhir meliputi dua
fase yaitu, 1). Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara
usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah
Dasar. 2). Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia
9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah
Dasar.
Masa
akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase ini anak
mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah.[1]
B. Perkembangan Bicara/Bahasa
Banyak
orang yang mempertukarkan penggunaan istilah “bicara” (speech) dengan bahasa
(language), meskipun kedua istilah tersebut sebenarnya tidak sama.[2]
Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan
perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Termasuk didalamnya
perbedaan bentuk komunikasi yang luas seperti: tulisan, bicara, bahasa symbol,
ekspresi muka, isyarat, dan seni.
Bicara
adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan
untuk menyampaikan maksud.Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling
efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting.
Berbicara
merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana
berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya
kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak
perbendaharaan kata yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang
bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh
orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.
Cara
anak-anak memikirkan kata-kata berubah selama masa kanak-kanak menengah dan
akhir.Mereka menjadi kurang terikat pada tindakan dan persepsi yang
diasosiasikan dengan kata-kata, dan mereka menjadi lebih analitis dalam
pendekatan mereka terhadap kata-kata.[3]
Pendekatan
analitis ini muncul jika anak-anak diminta untukmengatakan sesuatu yang pertama
kali muncul dalam benak mereka ketika mereka mendengar suatu kata.Anak-anak
prasekolah pada umumnya merespon dengan suatu kata yang seringkali mengikuti
kata yang dijadikan sebagai stimulant.Contohnya, ketika diminta merespon kata
“dog”, anak-anak yang masih belia mungkin mengatakan “barks” (menggonggong),
kata “eat” dengan lunch. Akan tetapi pada usia tujuh tahun, anak-anak mulai
merespon dengan nkata yang terletak dalam satu konteks makna dengan kata
stimulant. Contohnya, seorang anak mungkin merespon kata “dog” dengan “cat” atau “horse”. Pada kata “eat”, anak usia
tujuh tahun mungkin merespon “drink”.Hal
ini membuktikan bahwa anak mulai mengkategorikan kosakata mereka dengan bagian
dari pembicaraan.
C. Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (socialized) memerlukan tiga proses, yaitu:
1. Belajar beprilaku yang dapat diterima secara sosial
Setiap
kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang
dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui
perilaku yang dapat diterima, tetapi
mereka juga menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.
2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima
Setiap
kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama
oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran
yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.
3. Perkembangan sikap sosial
Untuk
bermasyarakat/bergaul dengan baik, anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas
sosial. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyesuaian
sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok social tempat mereka
menggabungkan diri.
Maksud
perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak
usia sekolah ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan
keluarga juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman
sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Pada
usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap
yang kooperatif. Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman
sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota
kelompok.
Setelah anak
memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang lebih banyak dengan ketika masa
prasekolah, minat pada kegiatan keluarga berkurang. Pada saat yang sama
permainan yang bersifat individual menggantikan permainan kelompok. Karena
permainan kelompok membutuhkan sejumlah teman bermain, lingkungan pergaulan sosial
anak yang lebih tua secara bertahap bertambah luas.Dengan berubahnya minat
bermain, keinginan untuk bergaul dengan dan untuk diterima oleh anak-anak di
nluar rumah bertambah.
Pada
waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia
gang” yaitu usia pada saat kesadaran sosial berkembang pesat. Menjadi
pribadi yang sosial merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama dalam
periode ini.Anak menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara
bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Kelompok teman
sebaya didefenisikan oleh Havighurst sebagai suatu kumpulan orang yang kurang
lebih berusia sama yang berpikir dan bertindak bersama-sama.[4]
Gang
masa kanak-kanak merupakan suatu kelompok setempat yang kekuasaannya tidak
diberi dari luar dan tidak mempunyai tujuan yang diterima secara sosial.Gang
dibentuk oleh anak-anak sendiri, tanpa dukungan dari orang tua, guru, atau
pemimpin anak-anak muda.Gang merupakan usaha anak nuntuk menciptakan suatu
masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhan mereka.Gang tidak selalu
merupakan produk lingkungan yang tidak memenuhi syarat, melainkan juga terdapat
dilingkungan yang baik.
D. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian
adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan
dirinya dari orang lain. Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat
anak-anak masuk sekolah, faktor-faktor baru mulai mempengaruhi perkembangan
kepribadiannya. Perubahan tidak hanya terjadi pada konsep diri, tetapi juga
pada sifat-sifat orang lain yang dinilai dan dikagumi juga sifat-sifat pada
diri anak sendiri.
Secara
umum masa kanak-kanak akhir yang disudahi dalam usia (lebih kurang 12/13 tahun)
dan diawali dalam usia 6 tahun meliputi tiga masa:
1. Sebagai
masa masuk sekolah dasar (the elementary
school age)nama pendirian pendidik. Anak mendapat nama demikian karena
umumnya mereka sedang belajar di sekolah dasar dan mempelajari berbagai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan lebih lanjut.
2. Sebagai
masa sok pintar (the smart age)
penamaan oleh orang-orang tua. Anak dalam usia ini sering menonjolkan apa-apa
yang baru diketahuinya dari sekolah dan dia bangga akan pengetahuannya.
3. Sebagai
masa perluasan hubungan sosial. Anak mulai meningkatkan kesukaan menjalin
persahabatan dengan anak-anak lain di lingkungannya yang lebih luas dibandingkan
dengan masa kanak-kanak lain.
Pada
masa kanak-kanak akhir (6 -12 thn) adalah masa sekolah pendidikan dasar
diselenggarakan untuk :[5]
1) Mengembangkan
sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
2) Untuk
proses pembelajaran pada Sekolah Dasar, sebagai upaya pembentukan pola perilaku
anak didik, maka diberikan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan ( PPKN ) yang memiliki tujuan umum sebagai berikut :
3) Menanamkan
sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada
nilai-nilai Pancasila baik sebagi pribadi maupun sebagai anggota masyarakat,
dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
4) Disamping
memberikan landasan bagi kelanjutan pendidikan pada jenjang berikutnya,
pembelajaran pada Sekolah Dasar (SD) merupakan masa pembentukan kepribadian
yang cukup penting bagi pengembangan kepribadian anak selanjutnya.
E. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
Menurut
Syamsu Yusuf, tugas perkembangan anak pada masa ini meliputi:[6]
a) Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
b) Belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
c) Belajar
bergaul dengan teman sebaya
d) Belajar
memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya
e) Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
f) Belajar
mengembangkan konsep sehari-hari
g) Mengembangkan
kata hati
h) Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
i)
Mengembangkan
sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
F. Implikasi dalam Pendidikan
Untuk mengembangkan intelektual anak, seorang guru
atau pendidik sebaiknya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran atau
kegiatan lainnya yang dapat mendorong anak untuk lebih bersifat aktif dan
kritis.
Terkait dengan perkembangan sosial, kematangan
perkembangan sosial dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan
tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun tugas yang
membutuhkan fikiran.Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan pada
setiap peserta didik untuk prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai
tujuan bersama.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Diantar upaya yang dapat dilakukan
adalah:
1.
Menciptakan suasana yang bebas dari ketegangan
2.
Menghargai hasil karya peserta didik
3.
Menghargai pendapat peserta didik
4.
Membuat game-game yang bersifat edukatif
Masa kanak-kanak akhir berada pada tahapan
operasional (konkret) yang berlangsung pada usia 7-11 tahun. Pada masa ini anak
mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada
hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
KESIMPULAN
Masa
kanak-kanak akhir meliputi dua fase yaitu, 1). Masa kelas-kelas rendah Sekolah
Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka
duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar. 2). Masa kelas-kelas tinggi Sekolah
Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka
duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.
Kematangan perkembangan sosial dapat dimanfaatkan
atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan
tenaga fisik, maupun tugas yang membutuhkan fikiran.
Cara
anak-anak memikirkan kata-kata berubah selama masa kanak-kanak menengah dan
akhir.Mereka menjadi kurang terikat pada tindakan dan persepsi yang
diasosiasikan dengan kata-kata, dan mereka menjadi lebih analitis dalam
pendekatan mereka terhadap kata-kata.
Dalam
proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif. Diantar upaya yang dapat dilakukan adalah:
1. Menciptakan suasana yang bebas dari
ketegangan
2. Menghargai hasil karya peserta didik
3. Menghargai pendapat peserta didik
4. Membuat game-game yang bersifat
edukatif
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayati, Wiji. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Bidang Akademik UIN SuKa. 2008.
W. Santrock, John. Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga. 2007.
Hurlock Elizabeth B. Perkembangan
anak.Jakarta: Erlangga. 1978.
http://dewasastra.wordpress.com/2012/02/21/pendidikan-kepribadian-anak/,
diakses pada hari Sabtu, 13 Oktober 2012 pukul 17:10 WIB.
[1]Dra.
Wiji Hidayati, M.Ag, Psikologi
Perkembangan, Yogyakarta: Bidang Akademik UIN SuKa, 2008, hlm 130.
[2]
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, Jakarta: Erlangga, 1978, Hlm
176.
[3]
John W. Santrock, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 2007, Hlm 362.
[4]
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak,
Hlm 264.
[5]http://dewasastra.wordpress.com/2012/02/21/pendidikan-kepribadian-anak/
[6]Ibid,
hlm 135.
0 comments:
Post a Comment